For a lot of people yang know me personally, I’m an asshole. Totally cold calculated logic induced bastard yang gak ada sisi romantisnya sama sekali. Truth? I’m actually a very romantic guy. Lebih tepatnya, a hopeless romantic one. Yeah yeah, gua punya pacar yang bentar lagi naek level jadi istri sih, it is not hopeless at all actually. Happy banget malah. But still, deep down inside, gue tipe2 orang yang enjoying the hell out of dark, depression, fucked up stuff yang ngebikin a relationship or love story works(or ruined). Kinda like lirik2 lagunya Suede di era album pertama dan kedua mereka. Man, gua penggemar film Romance. I admit it. Tapi gua bukan penggemar film2 Romance Klise yang typically, ketemu, pacaran, bam, happy ending. Or yang tragically palsu gitu lho, you know what I meant. Cewe cakep cowo cakep. Cocok. Pacaran. Saling tertarik. Salah satunya penyakitan. Tambahin bumbu2 dramatis klise, udah deh tinggal dibolak balik aja ceritanya.
That’s not real. That’s what everybody want. But that’s not what everybody need. And quite frankly, that’s not how real life works. Yes, the KEYWORD here is REALISTIC!
Udeh. Bacot gue sampe disini aja. Ladies and Gentlemen, here it is, 6 pasangan favorit gue di dunia film.
Oh, tenang aja, ni artikel gak ada spoilernya sama sekali..
Benjamin and Elaine, Played by Dustin Hoffman and Katharine Ross, THE GRADUATE
Benjamin itu cowo yang baru aja graduate from college di umurnya yang kedua puluh. Dia digodain gitu ama temen bonyoknya yang cougar MILF seksi abis gila parah deh, Mrs Robinson, yang dimaenin perfect banget by Anne Bancroft. The bastard gak bisa nolak. Mana ada sih cowo yang gak sarap bisa nolak ajakan nemenin dan ninaboboin MILF se-hot Anne Bancroft at that time. But Benjamin jatuh cinta ama anaknya Mrs Robinson, Elaine. And that’s the whole story of The Graduate. Why? Kenapa gua suka ama pasangan ini? Because they’re giving zero fucks at the end. Benjamin and Elaine itu pasangan yang pada akhirnya “menyerah” ama keadaan yang emang udah fucked up, dan akhirnya daripada menyerah and giving up to life, dengan menjadi what everybody wants, why don’t we say FUCK YOU to everyone and live without a care. Walopun mereka tahu, nantinya jalan yang mereka hadapin bakalan gila, terjal banget, dan penuh ama tai kucing. Just look at the screen above. Yes, that’s the final scene of the movie, setelah Benjamin bawa kabur Elaine at her wedding day. Keliatan bahagia gak?
Niels and Cecille, Played by Mads Mikkelsen and Sonja Richter, OPEN HEARTS
Cecille ama Joachim baru aja tunangan ketika besoknya si Joachim dihantem ama mobil secara gak sengaja dan langsung lumpuh seluruh badannya. Mobilnya itu dinaekin ama Istrinya Niels. Niels itu dokter di rumah sakit tempat si Joachim dirawat. Ngerasa bersalah, Niels nawarin bantuan ke Cecille buat anything deh. Soalnya keliatan banget kalo si Cecille itu tipe2 cewe sendirian yang gak punya anyone else aside Joachim. And damn, he falls in love with Cecille. Dan Cecille, gak tau emang karena kesepian gara2 si Joachim jadi hostile gitu, ato emang dia beneran falls juga ama Niels ngeladenin deh. Niels ninggalin Istri dan anak2nya buat Cecille, disaat Joachim tiba2 memutuskan kembali ngeladenin Cecille yang akhirnya juga lebih memilih nemenin Joachim. Yep. Lumayan tragic kan. Sial banget ye si Niels. So why? Kenapa gua pilih pasangan ini? Because I believe in them. And I totally rooting for them. I know, apa yang si Niels lakuin salah, and I know whatever it is, si Cecille keliatan banget cuma manfaatin dia, but that’s how real life works. There’s no such thing as perfect love, perfect blue ato whatever the fuck yang dijual ama lagu2nya Michael Learns to Rock. People fall in love in the wrong place, wrong time, wrong condition. They’re human. That’s what makes this couple works. Walo cuma sesaat..
Archer and Maddy, Played by Leonardo DiCaprio and Jennifer Connely, BLOOD DIAMOND
Yep. This is not a typo ato gue lagi ngaco. Archer and Maddy dari Blood Diamond, a motherfuckin thriller/action movie. Danny Archer, seorang tentara bayaran slash penyeludup berlian yang biasa wara wiri Liberia – Sierra Leone udah bosen ama idupnya yang keras dan Afrika. Dia nyoba cari jalan keluar lewat berburu a motherfuckin huge diamond gitu. But then, he met Maddy Bowen. Jurnalis berani yang pada awalnya di benci banget ama Archer. Because he like to get kissed before he get fucked. That’s what he thought about Journalist. But one thing led to another, bikin mereka saling ngegunain each other buat reaching their final goal. Well, sekali lagi, this is not a traditional love story. But damn, chemistry diantara Conelly ama DiCaprio itu, WOW. Mereka berdua beneran bisa stealing all the scene they’re in it and led us to believe in the first place kalo mereka berdua bukan, dan gak bakalan ada some kind of romantic feels between the character. They’re fucking despise each other. But when the third act comes in, disaat Archer akhirnya mulai mengalah ama loneliness di dalem dirinya, dengan ngebuka dirinya ke Maddy, it is smooth rides. Pandangan mereka berdua berubah. Its like finally, akhirnya mereka bisa nemuin someone yang bisa mengerti mereka berdua. The Mercenaries dan seorang Jurnalis yang selalu mengintimidasi pria lewat kecakapannya. Dan fuck it, from the very first time I watched the movie, I know the story between mereka gak akan happy ending. Adegan perpisahan mereka di camp, and the last talk in the phone when Archer is dying is one of the most romantic scenes ever in a action movie.
Adele and Emma, Played by Adèle Exarchopoulos and Léa Seydoux, BLUE IS THE WARMEST COLOURS
Di antara pasangan2 di list ini, Adele ama Emma itu pasangan yang paling pure, passionate, hot, intimate, but in the same time, FRAGILE. Seintimate apapun hubungan mereka berdua, keliatan banget kalo itu cuma jadi semacem batu lompatan buat Adele yang lagi mencari jati diri. Yes, she’s a lesbian. Tapi pada ujung2nya, Adele need dicks too. and Yes, she’s bisexual. But fuck, I want her to be with Emma. Because blue is really the warmest colours for her. Why I choose them? Because the way Adele keep lying to herself cuma buat together ama Emma itu salah satu lovestory paling realistik yang pernah gw tonton di silver screen. There’s exist in this world relationship kaya gini. Tipe2 yang salah satu diantaranya ngebohongin diri sendiri dan sekitarnya cuma buat bersama seseorang yang dia cintain. Tipe2 yang salah satu diantaranya ngebohongin diri sendiri dengan menjadi something yang bukan dirinya sendiri hanya buat ngejauhin someone yang dia cintain. Why? I dont know. That’s what makes this kind of love story beautiful kan? Kinda Like REQUIEM FOR A DREAM.
Jesse and Celine, Played by Ethan Hawke and Julie Delpy, BEFORE SUNSET
I talk about before trilogy a lot. A LOT. Dulu, gua pengen banget punya hidup Kaya Jesse and Celine. Keliatannya soulful banget dan romantis. Sekarang. A Big No. Jesse and Celine itu pasangan yang menurut gua terlalu realis dan nyata. Its like ada banget di almost 90 persen pasangan2 di dunia ini yang udah ngelewatin dekade demi dekade bersama. The beginning is sweet, mysterius. The middle is romantic and tender. And at the end, it is sour, plain, dan cuma berisi ama complaint, bitchin, moaning, dan gimana caranya bertahan hidup dengan pasangan elu. Walo no doubt, they love each other. Its just they’re getting tired with trying to cope with each other needs after all the time in the world. Realistik banget kan? I don’t want that to happen to me. But still, Jessie and Celine is one of my favorite couple of all time. They’re sweet, matured, and very very human like.
Johan and Marianne, Played by Erland Josephson and Liv Ullman, SCENES OF A MARRIAGE
Kalo ngomongin soal realistik, gak ada film di planet ini yang ngalahin Scenes of a Marriage. Masterpiecenya Bergman ini beneran ngegrounded banget dalem ngegambarin a relationship. Johan and Marianne itu suami istri yang perfect banget. Everybody wants to be like them. Johan kalo gak salah Lawyer terkenal, dan Marianne psikiater yang biasa nanganin permasalahan rumah tangga gitu. One day, Johan selingkuhin dia dan ninggalin dia begitu aja, gak merduliin apapun lagi. Lewat perceraian yang awful banget, akhirnya mereka berdua berpisah. But then, after a while. Mereka balik lagi, dan berpisah lagi. Its like perselingkuhan yang ada dan menjadi halangan di awal itu cuma sebuah batu kerikil kecil yang bikin jalan hidup mereka berdua berbarengan jadi lebih bergelombang. Johan and Marianne made for each other. . Seberat , sekasar, separah apapun yang terjadi diantara mereka berdua, at the end, mereka berdua barengan lagi. Walau mungkin bukan untuk selamanya. But they know that they’re belong to each other. Scenes of a Marriage buat gue ngegambarin kalo a Marriage doesn’t have to be contained di dalem sebuah simpul. Ketika simpul itu buyar, ujung2nya pasti bakal berlibet2 lagi. Kaya kabel headset di kantong celana elu. Bergman nyampein pesannya very very well through this movie. Walopun, personally gua gak percaya ada pasangan kaya gitu di dunia ini, Bergman at least make me doubt my believe through this very very realistic movie.
Gw suka The Graduate… apalagi shot terakhirnya yang ambigu itu. Jadi rasanya pengen lihat what’s beyond The Graduate ngga sih? Tapi gw juga setuju kalau Jesse sama Celine itu ideal couple bgt!