Gue dan Blue is the Warmest Color

Blue

Beberapa hari lalu, gue baca sebuah article di NEOGAF(link obviously), kalo there are no such thing as a straight girl. Cewe itu either bisexual, or gay. Well, jokingly aside, I can believe that. I mean, kalo elu liat cowo ama cowo pelukan, sex scene between a guy and another guy, ato bahkan yang cuma di film2 yang simulasi doang ya macem brokeback, undertow, etc, entah kenapa rasanya, disgusting and stupid(sorry, gue gak bertentangan ama gay and what the fuck they’re doing lah with their life, itu mah urusan pribadi masing2, disini yang gue tekanin sex scenenya, dan ini pendapat gue pribadi). Sementara kalo gue ngeliat cewe ama cewe ciuman,  doing hot slippery sex, changing saliva, etc, kok kayanya ada lho sisi beautifulnya. Maksudnya, I can relate to that. 

So what the fucking point, kritikuspurapura?

Nothing. I’m just saying. Blue is the Warmest Color mungkin film pertama yang ngegambarin hubungan sesama jenis dengan begitu realistik, sexy and penuh banget ama cinta tanpa nyebrang ke LUST. Blue jadi film pertama yang bikin gue agak percaya ama kalimatnya si Gillian Anderson, “a relationship is about loving another human being; their gender is irrelevant”. Intinya, human LOVE IS UNIVERSAL. But still, bromance with love is still disgusting buat gue. Sorry if I offends someone..

Kembali ke topik utama, Blue is the Warmest Color itu nyeritain tentang coming of agenya Adele, cewe biasa2 aja yang ngalemin something weird going on with her head and mind after the first time she’s having sex with a guy. Time goes by, sampe Adele ketemu ama cewe berambut biru yang menarik perhatian dia banget. Dan akhirnya ya begitulah. 3 jem lebih nyeritain intrik2 di antara hubungan mereka berdua yang berkembang dari lesbian romance jadi pretty fuckin powerful drama tentang relationship, sex, breaking up, growing up, kenyataan or even social class.

Now, gue udah nonton buanyak banget drama romance. US, UK, Iran, france, denmark, indo, HK, taiwan, Japan, 40s. 50s, 60s. 70s, you fuckin name it. Blue Is the Warmest Color probably not the best out of it(Because I still believe that Love story itu paling bagus yang ngejual fantasy and bullshit), but definitely yang paling menonjol and realistik di antara semua film2 romance yang pernah gue sikat. Maksud gue, BLUE gak sungkan2 banget ngegambarin, dan ngevisualisasiin breakup, moment2 yang menyebalkan in a relationship, atopun RAW emotional scene yang sebenernya susah banget buat ditangkep dan diperagain ama actors. And Damn, both actress, terutama tokoh utamanya itu beneran luar biasa gila actingnya. si Adèle Exarchopoulos itu umur aja baru 20, tapi uda bisa berakting sempurna banget dalem nangkep emosi penuh depresi, love, rapuh, and every fuckin emotion yang biasa dirasain ama human being when in love or in a breaking state. Entah berapa kali gue tepuk tangan sambil berdiri dengan lebaynya in a couple of scenes. Terutama di adegan terakhir tu, pas mereka berdua ketemu lagi abis break up. Adegan ciuman penuh perasaan yang udah terlarang. Adegan sedot2an jari. Goddamn. Bikin kebanyakan aktris di dunia ini jadi cuma sekedar “AKTRIS” belaka yang palsu dan boneka-ish. Walo gue tetep ga yakin sih, gak ada lesbian yang trying to fuck each other in a restaurant..LOL..

Oh, and the motherfuckin Sex Scenes. Gile, definitely adegan sex paling hot, erotic, dan penuh passion yang pernah gue tonton di Mainstream Cinema. Tentu aja garis batasnya masih ada, belom nyebrang ke daerahnya In the realm of the sense, but god, kalo dimasukin ke dalem kategori lesbian exploitation film juga bisa nih film.

Secara keseluruhan, Blue Is the Warmest Color a beautifully shot movie(terutama itu shot warna biru dimana2, ngasih simbolisasi betapa pentingnya biru di film ini),yang penuh ama performance sarap gila yang intinya bukan cuma kisah cinta lesbian tipikal romcom, tapi juga a very good coming of age drama yang ngajarin dan nunjukin viewer tentang heartbreaking, and betapa hidup itu indah dan menarik banget with it in it..

AWESOME LOVE STORY…

3 thoughts on “Gue dan Blue is the Warmest Color

  1. Entahlah ya, untuk kesekian kalinya klo ttg film, sepakatt banget sm ente.
    porsinya pas (menjurus ke lebay sih, but its still OK), tapi makin kesini makin kurang badass nih tulisannya . LOL
    Keep writing !!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s